Search This Blog

02 August, 2011

"Kawah Pendadaran", Ramadhan

“Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa” ups…nyanyi hehe... Lagu lama tapi masih enak didenger. Pernah kita berfikir seperti itu ?

Kebetulan sekarang bulan ramadhan telah tiba. Disadari atau tidak,kita sebagai orang beriman telah masuk dalam bulan diklat. Bulan pendadaran bagi umat muslim agar menjadi orang yang bertakwa sesuai dengan firman Allah swt “ …. Agar kamu bertaqwa”(QS Al Baqarah :183)

kenapa bisa demikian ? Sebenarnya ada apa sih dengan puasa Ramadhan sehingga Allah memfirmankan dengan berpuasa itu kita bisa jadi orang bertaqwa? yuk kita bahas sedikit tentang hal ini.

1. Sahur.

Sahur ? ada apa dengan sahur ? makan tengah malam. Enak-enaknya tidur. Iya itu dia maksudnya. sahur itu kita lakukan pada tengah malam. Tepatnya pada waktu sebelum fajar. Disitulah salah satu waktu yang tepat untuk shalat malam.

Sadar atau tidak, selama sebulan kita bangun malam-malam untuk makan, agar kuat berpuasa pada siang harinya. Pastinya kita bangun donk. Kita melakukakannya karena kita butuh. kita melakukannya walau waktu makan masih melek-merem. Kadang ayam gorengpun gak terasa nikmatnya. Ya gak brow ? Ha…ha… (pengalaman pribadi nih. ^_^ )

Dari situ kita berlatih untuk tebiasa bangun tengah malam untuk qiyamullail. untuk bermunajat kepada Allah, memohon ampun kepada Allah. Yuk sejenak kita berandai-andai, seandainya kita tahu besok kita akan mati. Pasti kita gak bisa tidur. Dan bisa jadi malamnya bahkan 1 bulan atau 1 tahun sebelumnya kita rajin banget beribadah dan memohon ampun kepada Allah. Ya gak ? bahkan tiap malam kita tidak pernah meninggalkan qiyamullail dan memohon ampun kepada Allah. Kenapa ? karena kita butuh. Ya gak ? udah deh jujur aja. Pergi sama siapa loe kemaren? (apa hubungannya coba ? he…he..)

Udah ah. balik lagi ke bahasan. Nah, sama halnya. Selama ramadhan kita selalu bangun tengah malam untuk makan sahur. Kita dibiasakan untuk bangun jam sekian untuk bisa terbiasa bermunajat kepada Allah karena pada dasarnya kita`butuh. Dan waktu 1 bulan harusnya cukup bagi diri kita untuk membiasakan yang demikian. Kalau kita tebiasa shalat sunah seperti itu, tentunya shalat wajib dah beres donk. Gak bolong-bolong.

2. Menahan diri

Nah, berikutnya, selama kita`berpuasa, kita dilarang untuk makan, minum, berkumpul dengan suami/istri pada siang hari. Harusnya kita berfikir donk kenapa demikian ? kita lihat. Ketika kita berpuasa, kita dilarang dilarang makan, minum, bercampur antara suami/istri. Padahal itu semua halal untuk kita. halal disini berdasarkan berbagai kriterianya lho. Baik halal dari zatnya, cara mendapatkannya, pengolahnya, maupun berdasarkan bagaimana kita menggunakannya. Semua halal. Lalu, kenapa kita dilarang demikian ? padahal kan halal.

Nah, kalau dipikir-pikir nih, ketika pada bulan Ramadhan, tepatnya pada waktu puasa kita dilarang untuk makan, minum dan segala hal yang membatalkannya, kita pasti kuat donk. Kita mampu meninggalkan semua itu sampai hal itu diperbolehkan lagi. Ya kan ? kalau bilang gak, berarti puasanya sering bolong nih. Ha…ha… malu donk dah gede puasanya bolong-bolong. Apalagi mengaku beriman. Hiii……

Nah kalau untuk yang halal dilarang kita mampu meninggalkannya, pastinya untuk yang haram kita akan lebih mampu meninggalkannya kan ? padahal Allah tidak akan melarang suatu hal, kecuali ada kemudharatan dalam hal tersebut. Ya kan ? nah lho, dan itu kita lakukan selama sebulan penuh, dan kita mampu meninggalkan yang halal. Waktu sebulan pastinya cukup untuk membiasakan diri kita dalam meninggalkan hal yang demikian. Santai aja. Adakalanya kita boleh melakukan semuanya kok. Gak ada larangan lagi untuk makan ini itu atau melakukan ini-itu. Semuaaaaanya boleh. Kapan itu ? besok kalau kita dah masuk surga. Ha…ha… aamiiiin…

Intinya, pada bulan ramadhan ini kita dilatih untuk meninggalkan segala hal yang haram melalui meninggalkan hal yang halal. Kalau hal ini tertanam dalam diri kita, insyaallah kita akan menjadi orang yang bertakwa karena kita tidak akan pernah menyentuh hal-hal yang diharamkan. Aamiiiin…

3. Tarawih

Tarawih brow. Ada apa coba dengan tarawih. Shalat sunah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Sebuah fenomena menarik gue lihat selama bulan ramadhan. Orang yang pada bulan selain ramadhan biasanya gak pernah nyentuh masjid untuk shalat wajib berjama’ah, pada bulan Ramadhan pada nongol di masjid untuk melakukan shalat berja’amaah. Sampe-sampe gak muat tu masjid buat jama’ah. Sampe shalat diluar tu jama’ahnya. Tu ditempat gue lho. Di tempat loe gimana ? Gitu juga gak.

Kita layak bersyukur bahwa mereka mau ke masjid untuk shalat berjama’ah. Sayangnya cuma sebagian yang bisa istiqomah. Nah, tugas para khotib dan umat muslim lainnya tu untuk membuat mereka istiqomah agar sampai seterusnya mau shalat berjama’ah di masjid gitu. Biar setelah ramadhan masjid tetap penuh dengan jama’ah yang shalat disitu. Kalau untuk shalat sunah gitu masjid ramai luar biasa, kenapa untuk shalat wajib tidak bisa demikian ?

Seperti biasalah, pembiasaan selama bulan ramadhan harusnya cukup untuk membisakan diri kita melakukan shalat jama’ah seperti kita shalat jama’ah waktu di bulan Ramadhan. Padahal shalat wajib berjama’ah lebih utama. Ya kan ? wajib lagi. Hayo loch..

4. Zakat fitrah.

“lapar mengajarmu rendah hati selalu.” Ups nyanyi lagi. Sorry brow, lagi pengen nyanyi. He..he…

Lanjut yuk bahas. Nah, selama kita puasa,kita pasti lapar, haus, de el el yang gak enak lah initinya. Yak an? Kadang badan kita gemetaran karena lapar. Waktu sore, ada tetangga masak, baunya sampe dihidung kita. Aduhhhh… mantaps, pengen gak brow ? ngiler deh. Ha…ha…

Pernah berfikir, ketika hari-hari biasa, ada banyak orang-orang yang merasakan kelaparan seperti itu. Kadang nasi basipun masuk buat ngilangin lapar. Ada kan ? nah, bagaimana rasanya ? kita enak lho merasakan yang demikian cuma sampe petang. Habis itu, enak lagi. Nah mereka gimana ? kadang bertahun-tahun merasakan yang demikian.

Kalau hati kita terbuka, kita pastinya memiliki rasa iba dan ingin membantu mereka dengan memberikan bantuan semampu kita. Nah, klau sekarang beda ceritanya. Kita memberikan bantuan bukan semampu kita, tapi semau kita. Ya gak ?

Sering kan dalam hati kita merasa sayang dan berat untuk memberikan harta kita untuk orang lain ? nah pada akhir bulan Ramadhan ini kita dilatih untuk mengeluarkan sebagian harta kita untuk membantu orang lain. Ya gak? coba bandingin, banyaknya sadaqah pada waktu ramadhan dan bulan-bulan yang lain kan beda jauuuuuh banget. Nah disitulah letak pembiasaan kita. Setelah kita sering memohon ampun, berlapar-lapar ria, hingga kasih sayang kita pada sesama yang dilatih dengan merelakan sebagian harta kita untuk sesama berupa kewajiban mengeluarkan zakat fitrah maupun zakat maal. Dan kalau hal kepedulian kepada sesama ini terus tertanam dalam diri setiap orang di dunia, maka, insyaallah tidak akan ada lagi umat manusia yang mengalami kelaparan seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Dna kemakmuran akan merata meliputi semua umat manusia di dunia.

Itulah Islam bagi orang-orang yang beriman, dan berfikir. Syariat Islam memang merupakan rohmatallil’alamin. Rahmad bagi alam semesta. Namun sayangnya, kita sebagai umat muslim, kurang mampu untuk melaksanakan hal-hal tersebut. Huf….pengen nangis deh. Sebenanrnya masih banyak sih yang mo dibahas. Dari tadarus/ tilawah yang dilakukan selama ramadhan, menjaga ucapan selama berpuasa, de el el.Tapi, Udah aja ah. Besok lagi aja. Ok? Sabar ya brow ?

2 comments:

Adinda said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Adinda said...
This comment has been removed by a blog administrator.