Search This Blog

02 August, 2011

Thuma’ninah? wajib ya ??

Eh brow, sebagai orang yang beriman dan mengakui keimanan, kita pasti mengerjakan shalat donk. gimana shalat loe ? bagus gak ? tau gak kalau ada lho shalat yang tidak diterima. Kira-kira shalat loe gimana ?
emang sih masalah diterima ato tidaknya shalat kita, itu menjadi hak Allah. Tapi alangkah baiknya kita berupaya menyempurnakan dulu-lah shalat kita sesuai dengan yang dicontohkan idola kita Muhammad saw. sebenarnya, kita juga sering ngelakuin kesalahan lho dalam melaksanakan shalat. kita kan sering tu shalat kilat khusus. 1 menit 2 rakaat slese. ntah apa yang dibaca dan gimana caranya. yang penting selesai. Cepet lagi. wah. hebat loe. tapi masalahnya gimana kualitas shalat loe?
Tu dia salah 1 kesalahan kita ketika shalat. Apa coba? Kita sering tergesa-gesa dalam melaksanakan shalat terutama waktu rukuk, bangkit dari rukuk, sujud dan duduk diantara dua sujud. Tahu bagaimana yang seharusnya ?
Gue dapat bocoran nih gimana yang seharusnya. Cara shalatnya Rasul. Jangan tanya “emangya loe naik mesin waktunya doraemon dan kembali ke jaman Rasul ?” gue jitak loe kalo tanya gitu. Haditsnya banyak juga. Makanya baca...
Gini nih, ruku, sujud, dan duduk antara dua sujudnya Rasulullah saw, jika ia bangkit dari ruku’, hampir sama.” Tu HR Bukhari lho. Muslim juga. He…he…
Nah, tu dari lamanya antara ruku’, bangkit dari ruku’, sujud, dan duduk diantara dua sujud hampir sama lamanya. Kalau shalat kita gimana ? dah gitu belum ? 1 dulu tu. Masalah lamanya aja ada yang gak sesuai kan? Rata-rata kalau bangkit dari ruku’ pada kayak per (baca : pegas). Bangkit trus langsung sujud. Ya gak ? hayo….ngaku aja deh.
Yuk kita bahas satu per satu.

1. Ruku’
Ruku’ dulu ya. Biar urut. He…he… gimana ruku’ yang seharusnya ? jangan bingung brow. Rasul kan pernah memerintahkan. Tu dalam hadits beliau ada kok. Kira-kira gini artinya “apabila kamu ruku’, maka letakkanlah kedua telapak tanganmu diatas kedua lututmu, dan luruskan punggungmu dan sempurnakan ruku’mu.” (HR Ahmad dan Abu Daud) shahih lho. Gimana ? dah benar belum ?
Gak cuma memerintahkan lho. Tapi Rasul juga mencontohkan dengan cara shalat beliau. “dari aisyah nih berkata.” Apabila Rasullullah saw ruku’, tidak terlalu membungkukkan atau menaikkan punggungnya, namun diantara kedua posisi itu (yaitu lurus)”( HR Muslim)
Lurus brow lurus…. Dah lurus belum tu punggung loe kalo lagi ruku’? kalau belum yakin, latihan aja dulu. Minta teman mengukur kelurusan punggung loe dengan penggaris. Ha…ha….
Udah. Gak usah banyak-banyak. Kita bahas kesalahan yang sering kita lakukan aja. Ok ?
2. Bangkit dari ruku’
Nah, habis ruku’, sekarang giliran bangkit dari ruku’. Sering nih kesalahan disini. Bangkit dari ruku’, baru beberapa detik ,eh dah turun sujud. Pernah gak baca sebuah hadits dari Anas: “jika Rasulullah mengucapkan kalimat “sami’allahu liman hamidah”, beliau berdiri hingga kami beranggapan bahwa beliau sedang berfikir kemudian beliau lalu sujud, lalu duduk antara dua sujud, sampai kamipun berkata dalam hati beliau tengah berhayal. (HR Muslim, Ahmad dan Abu Daud). Huff…lama brow. Sampai dikira ada yang dipikirin.
Gak seperti yang seperti kita lakukan ya. Kita kan jaman modern. Jadi biasalah kilat khusus or ekspress. Gitu ya ? gak boleh gitu ah. Musti ikutin contohnya donk. Shalat yang paling bener kan shalatnya rasul. Jadi musti ikuti cara rasul donk. Ya gak ? yang bilang “gak”, bukan friend gue. Pergi sana loe. He…he…. Just kidding. Piss man….
Lanjut yuk. Bagaimana posisi yang benar ketika I’tidal ? masalah ini, diperintahkan tu oleh Rasul. Kira-kira gini artinya “jika kepala diangkat, maka angkat pula tulang punggungmu, dan angkat pula kepalamu agar tulang-tulang atau sendi-sendi kembali pada posisi semula.” Dan dikatakan “tidak sempurna shalat siapapun jika tidak melakukan itu.”(Muttafaq ‘alaih). Busyet !!! muttafaq’alaih coy. Coba praktek. Harus bisa lho. Karena kalau gak gitu, ntar shalat kita gak diterima lho. Mau shalat tapi gak diterima ?
Dah caranya dulu aja yang dibahas. Masalah bacaannya gimana, jadi PR tu buat loe semua. Ha…ha…. (pelit bener sih kak, gak sekalian) hayo…mikir gitu kan ? ha..ha…
3. Sujud dan Duduk diantara dua sujud
“Bersujudlah sehingga engkau berthuma’ninah dalam sujud, dan bangunlah dari sujudmu sehingga engkau berthuma’ninah dalam duduk.”(Muttafak’alaih). Coy, gimana nih shalat kita. Dah seperti itu pa belum? Semuanya diperintahkan thuma’ninah. Padahal itu yang sering gak kita lakukan. Parahnya lagi. Ternyata hal itu diperingatkan Rasul dalam haditsnya “Allah Azza wa Jalla tidak melihat shalat seseorang yang tidak meluruskan tulang punggungnya saat ruku’ dan sujud” (HR Ahmad, Ath Thabrani, Ibn khuzaimah, Al Humaidi, Abu Daud, At Tirmidzi, Ibn Majah,) waduh. Rombongan nih rowinya. Tambah serem nih.
Kalau pengen tahu, sebenarnya masih banyak lho kesalahan yang kita lakukan dalam melaksanakan shalat. Cuman, gimana.ya? itu dulu aja deh. Jadi buku ntar kalau dibahas semua. Jadi, gak usah semua. Dah banyak kok buku yang ngebahas tata cara shalat yang bener. Disertai dasar hadits dan pembahasannya lho. Kalo gue belum kompeten dibidang itu. So, itu dulu aja. Sedikit aja yang penting dilaksanakan. Thuma’ninah dalam shalat yang sering kita tinggalkan, mulai sakarang kita terapkan lagi. Kan udah tahu.
Dah intinya itu aja. Gak boleh buru-buru kalau lagi shalat. Yang tenang and thuma’ninah. Ok brow… udah ya. CU

"Kawah Pendadaran", Ramadhan

“Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa” ups…nyanyi hehe... Lagu lama tapi masih enak didenger. Pernah kita berfikir seperti itu ?

Kebetulan sekarang bulan ramadhan telah tiba. Disadari atau tidak,kita sebagai orang beriman telah masuk dalam bulan diklat. Bulan pendadaran bagi umat muslim agar menjadi orang yang bertakwa sesuai dengan firman Allah swt “ …. Agar kamu bertaqwa”(QS Al Baqarah :183)

kenapa bisa demikian ? Sebenarnya ada apa sih dengan puasa Ramadhan sehingga Allah memfirmankan dengan berpuasa itu kita bisa jadi orang bertaqwa? yuk kita bahas sedikit tentang hal ini.

1. Sahur.

Sahur ? ada apa dengan sahur ? makan tengah malam. Enak-enaknya tidur. Iya itu dia maksudnya. sahur itu kita lakukan pada tengah malam. Tepatnya pada waktu sebelum fajar. Disitulah salah satu waktu yang tepat untuk shalat malam.

Sadar atau tidak, selama sebulan kita bangun malam-malam untuk makan, agar kuat berpuasa pada siang harinya. Pastinya kita bangun donk. Kita melakukakannya karena kita butuh. kita melakukannya walau waktu makan masih melek-merem. Kadang ayam gorengpun gak terasa nikmatnya. Ya gak brow ? Ha…ha… (pengalaman pribadi nih. ^_^ )

Dari situ kita berlatih untuk tebiasa bangun tengah malam untuk qiyamullail. untuk bermunajat kepada Allah, memohon ampun kepada Allah. Yuk sejenak kita berandai-andai, seandainya kita tahu besok kita akan mati. Pasti kita gak bisa tidur. Dan bisa jadi malamnya bahkan 1 bulan atau 1 tahun sebelumnya kita rajin banget beribadah dan memohon ampun kepada Allah. Ya gak ? bahkan tiap malam kita tidak pernah meninggalkan qiyamullail dan memohon ampun kepada Allah. Kenapa ? karena kita butuh. Ya gak ? udah deh jujur aja. Pergi sama siapa loe kemaren? (apa hubungannya coba ? he…he..)

Udah ah. balik lagi ke bahasan. Nah, sama halnya. Selama ramadhan kita selalu bangun tengah malam untuk makan sahur. Kita dibiasakan untuk bangun jam sekian untuk bisa terbiasa bermunajat kepada Allah karena pada dasarnya kita`butuh. Dan waktu 1 bulan harusnya cukup bagi diri kita untuk membiasakan yang demikian. Kalau kita tebiasa shalat sunah seperti itu, tentunya shalat wajib dah beres donk. Gak bolong-bolong.

2. Menahan diri

Nah, berikutnya, selama kita`berpuasa, kita dilarang untuk makan, minum, berkumpul dengan suami/istri pada siang hari. Harusnya kita berfikir donk kenapa demikian ? kita lihat. Ketika kita berpuasa, kita dilarang dilarang makan, minum, bercampur antara suami/istri. Padahal itu semua halal untuk kita. halal disini berdasarkan berbagai kriterianya lho. Baik halal dari zatnya, cara mendapatkannya, pengolahnya, maupun berdasarkan bagaimana kita menggunakannya. Semua halal. Lalu, kenapa kita dilarang demikian ? padahal kan halal.

Nah, kalau dipikir-pikir nih, ketika pada bulan Ramadhan, tepatnya pada waktu puasa kita dilarang untuk makan, minum dan segala hal yang membatalkannya, kita pasti kuat donk. Kita mampu meninggalkan semua itu sampai hal itu diperbolehkan lagi. Ya kan ? kalau bilang gak, berarti puasanya sering bolong nih. Ha…ha… malu donk dah gede puasanya bolong-bolong. Apalagi mengaku beriman. Hiii……

Nah kalau untuk yang halal dilarang kita mampu meninggalkannya, pastinya untuk yang haram kita akan lebih mampu meninggalkannya kan ? padahal Allah tidak akan melarang suatu hal, kecuali ada kemudharatan dalam hal tersebut. Ya kan ? nah lho, dan itu kita lakukan selama sebulan penuh, dan kita mampu meninggalkan yang halal. Waktu sebulan pastinya cukup untuk membiasakan diri kita dalam meninggalkan hal yang demikian. Santai aja. Adakalanya kita boleh melakukan semuanya kok. Gak ada larangan lagi untuk makan ini itu atau melakukan ini-itu. Semuaaaaanya boleh. Kapan itu ? besok kalau kita dah masuk surga. Ha…ha… aamiiiin…

Intinya, pada bulan ramadhan ini kita dilatih untuk meninggalkan segala hal yang haram melalui meninggalkan hal yang halal. Kalau hal ini tertanam dalam diri kita, insyaallah kita akan menjadi orang yang bertakwa karena kita tidak akan pernah menyentuh hal-hal yang diharamkan. Aamiiiin…

3. Tarawih

Tarawih brow. Ada apa coba dengan tarawih. Shalat sunah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Sebuah fenomena menarik gue lihat selama bulan ramadhan. Orang yang pada bulan selain ramadhan biasanya gak pernah nyentuh masjid untuk shalat wajib berjama’ah, pada bulan Ramadhan pada nongol di masjid untuk melakukan shalat berja’amaah. Sampe-sampe gak muat tu masjid buat jama’ah. Sampe shalat diluar tu jama’ahnya. Tu ditempat gue lho. Di tempat loe gimana ? Gitu juga gak.

Kita layak bersyukur bahwa mereka mau ke masjid untuk shalat berjama’ah. Sayangnya cuma sebagian yang bisa istiqomah. Nah, tugas para khotib dan umat muslim lainnya tu untuk membuat mereka istiqomah agar sampai seterusnya mau shalat berjama’ah di masjid gitu. Biar setelah ramadhan masjid tetap penuh dengan jama’ah yang shalat disitu. Kalau untuk shalat sunah gitu masjid ramai luar biasa, kenapa untuk shalat wajib tidak bisa demikian ?

Seperti biasalah, pembiasaan selama bulan ramadhan harusnya cukup untuk membisakan diri kita melakukan shalat jama’ah seperti kita shalat jama’ah waktu di bulan Ramadhan. Padahal shalat wajib berjama’ah lebih utama. Ya kan ? wajib lagi. Hayo loch..

4. Zakat fitrah.

“lapar mengajarmu rendah hati selalu.” Ups nyanyi lagi. Sorry brow, lagi pengen nyanyi. He..he…

Lanjut yuk bahas. Nah, selama kita puasa,kita pasti lapar, haus, de el el yang gak enak lah initinya. Yak an? Kadang badan kita gemetaran karena lapar. Waktu sore, ada tetangga masak, baunya sampe dihidung kita. Aduhhhh… mantaps, pengen gak brow ? ngiler deh. Ha…ha…

Pernah berfikir, ketika hari-hari biasa, ada banyak orang-orang yang merasakan kelaparan seperti itu. Kadang nasi basipun masuk buat ngilangin lapar. Ada kan ? nah, bagaimana rasanya ? kita enak lho merasakan yang demikian cuma sampe petang. Habis itu, enak lagi. Nah mereka gimana ? kadang bertahun-tahun merasakan yang demikian.

Kalau hati kita terbuka, kita pastinya memiliki rasa iba dan ingin membantu mereka dengan memberikan bantuan semampu kita. Nah, klau sekarang beda ceritanya. Kita memberikan bantuan bukan semampu kita, tapi semau kita. Ya gak ?

Sering kan dalam hati kita merasa sayang dan berat untuk memberikan harta kita untuk orang lain ? nah pada akhir bulan Ramadhan ini kita dilatih untuk mengeluarkan sebagian harta kita untuk membantu orang lain. Ya gak? coba bandingin, banyaknya sadaqah pada waktu ramadhan dan bulan-bulan yang lain kan beda jauuuuuh banget. Nah disitulah letak pembiasaan kita. Setelah kita sering memohon ampun, berlapar-lapar ria, hingga kasih sayang kita pada sesama yang dilatih dengan merelakan sebagian harta kita untuk sesama berupa kewajiban mengeluarkan zakat fitrah maupun zakat maal. Dan kalau hal kepedulian kepada sesama ini terus tertanam dalam diri setiap orang di dunia, maka, insyaallah tidak akan ada lagi umat manusia yang mengalami kelaparan seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Dna kemakmuran akan merata meliputi semua umat manusia di dunia.

Itulah Islam bagi orang-orang yang beriman, dan berfikir. Syariat Islam memang merupakan rohmatallil’alamin. Rahmad bagi alam semesta. Namun sayangnya, kita sebagai umat muslim, kurang mampu untuk melaksanakan hal-hal tersebut. Huf….pengen nangis deh. Sebenanrnya masih banyak sih yang mo dibahas. Dari tadarus/ tilawah yang dilakukan selama ramadhan, menjaga ucapan selama berpuasa, de el el.Tapi, Udah aja ah. Besok lagi aja. Ok? Sabar ya brow ?