Sobat, pasti kamu-kamu udah ngeh dengan what's meaning a playboy. Memang kata itu kedengarannya lucu. Play yang artinya bermain atau main dan boy yang nunjukin ke anak laki- laki, masih belum dapat kita samakan dengan makna kata itu pada saat sekarang ini. Bukan lalu tiap ada anak-anak laki-laki yang lagi main, terus kita omongin kalo dia playboy. Memang nggak salah sih, tapi paling tidak kamu bakal diketawain ama temen kamu. Ha..ha..ha sorry kita juga ketawa.
Play boy identik dengan seorang ABG atau remaja yang punya tampang lumayan oke, digemari oleh banyak cewek (emangnya rujak, digemari…), sukanya jalan-jalan ke mall seperti TP (Tunjungan Plaza) di Surabaya misalnya, sambil TP (Tebar Pesona) hingga dia bakal TP (Temu Pasangan), namun sayang, pasangan yang bakal dia dapat nanti, hanya buat TP (Tutup Panci) alias pelengkap doang, yang apabila udah usang dia akan bilang TP (Tak Perlu) lagi. Gitu-lah umpamanya…
Play boy identik dengan seorang ABG atau remaja yang punya tampang lumayan oke, digemari oleh banyak cewek (emangnya rujak, digemari…), sukanya jalan-jalan ke mall seperti TP (Tunjungan Plaza) di Surabaya misalnya, sambil TP (Tebar Pesona) hingga dia bakal TP (Temu Pasangan), namun sayang, pasangan yang bakal dia dapat nanti, hanya buat TP (Tutup Panci) alias pelengkap doang, yang apabila udah usang dia akan bilang TP (Tak Perlu) lagi. Gitu-lah umpamanya…
Kalo di lingkungan sobat sekalian pernah menemui orang semacam ini, maka nggak salah deh ungkapan kita tadi, minimal nggak beda jauh. Play boy selalu nggak puas dengan segala yang dia punya terutama nih, ingat…cewek, duit, serta tampang…. Soalnya apabila dari ketiga hal itu nggak bisa dia penuhi, dia nggak bakal bisa jadi play boy yang diidamkan.
Soal cewek, dia nomer satu, meski nggak jarang cewek-cewek yang dia kenal, lalu jatuh ke pangkuannya dikecewakan begitu saja, dan nggak heran meski dia punya tampang seperti Angling Dharma, tapi dia punya hati Mak Lampir, sehingga sebagian besar cewek nggak demen apabila mereka punya pacar seorang playboy, kecuali mereka yang siap untuk dipatahkan hatinya (wacaow..cakit dong). Kalo dia punya kesempatan dalam kesempitan tentang masalah cewek, pasti hal itu nggak akan dia sia-siakan. Bila ada cewek yang lumayan (menurut dia), maka dia langsung siapkan kuda-kuda dan strategi menyerang. Seorang cewek yang nggak punya rasa percaya diri, dan dia merasa ingin diperhatikan, maka dalam hitungan detik, hatinya akan luluh lantak, dijamin tokcer deh… Nggak cuman satu, dua, atau tiga, seratus cewekpun bakal dia hadapi dan dia taklukan. Namun yang perlu diingat, cewek-cewek yang dia taklukan mungkin nggak seperti yang dia harapkan, karena biasanya cewek yang merasa mampu dia kibuli, sebenarnya nggak beda jauh dengan dia, sama-sama cari perhatian alias sami mawon.
Mencari Kebahagiaan
Yup, perlu sobat ketahui, kalo yang namanya playboy itu nggak akan segan-segan menipu, dengan bujuk rayu, bikin diri mengharu biru, nggak ku..ku. Hanya saja, dia merasa dirinya seorang playboy karena dia rasa-rasanya diperhatikan oleh orang banyak. Akhirnya, dia..ehem..ehem dirinya itu cakep dan kece, padahal aslinya tembem dan mlempem. Dia ingin diperhatikan oleh orang lain, terutama oleh cewek yang oke punya. Dia merasa hal itulah yang namanya kebahagiaan. Diperhatikan, dipuji, jadi omongan orang, adalah cita-cita yang dia idam-idamkan. Meskipun kita semua tahu, kalo yang namanya pujian itu membuat diri kita merasa sempurna dan sombong, bahkan merasa lebih hebat daripada orang lain.
Cuma anehnya, apa sih arti dipuji oleh orang lain, padahal sesuatu itu sebenarnya bukan kita yang memiliki. Wajah ganteng atau nggak, siapa yang memberi? Apa kita memang pengen wajah kita nggak cakep? Pasti semua orang ingin wajahnya dan raut mukanya memenuhi standar internasional, kalo perlu pesen dulu wajah seperti Tom Cruise, walaupun ehh… dapetnya wajah Tom and Jerry. Nah, ini nggak akan ditanyakan oleh Allah di akhirat kelak, tapi yang bakal ditanyakan untuk apa kau gunakan wajahmu itu. Buat ibadah atau maksiat, tuh inget yee..!!!
Sobat, ngomong soal kebahagiaan yang dimiliki oleh seorang playboy, kalo kita mau berpikir, sebenarnya itu bukanlah suatu kebahagiaan, malah adalah suatu musibah. Ngerti kan musibah. Kenapa emangnya? Kalo orang itu terkena musibah, pasti orang- orang berbondong-bondong untuk memperhatikan dia dan memberikan bantuan. Diperhatikan dan jadi bahan pembicaraan itulah yang dialami oleh orang yang terkena musibah. Mirip seperti yang dihadapi oleh teman-teman kita yang jadi playboy tadi. Hanya saja dia nggak merasa kalo lagi tertimpa musibah, malah dia ingin terus diperhatikan. Khan aneh yaa???
Dibandingkan dengan orang yang terkena musibah tadi, orang yang yang memberikan bantuan justru lebih merasa bahagia. Karena dia tidak mengalami goncangan seperti orang yang mendapatkan musibah tadi. Dia akan lebih tenang dan terjaga. Demikian pula dengan orang-orang di sekeliling playboy tadi, mereka seharusnya lebih bahagia, apabila mereka mampu menyampaikan kalimat kebenaran pada sobat kita yang lagi menderita. Siapa? Ya playboy tadi.
Berikanlah teman kita tadi nasihat dan sampaikanlah Islam, supaya dia sadar bahwa kebahagiaan yang hakiki adalah memberikan sesuatu yang bernilai dalam Islam kepada orang lain. Kalo perlu kita harus mampu menjadi seperti matahari, yang sinarnya selalu dia bagi ke bumi, tanpa mengharapkan imbalan apapun. Tiru ya…
Problema, Selalu ada Akarnya
Sobat, bukan hanya kamu aja yang dibikin puyeng ama remaja sekarang, meski notabene kita juga sesama remaja tapi kelakuan sebagian besar teman kita yang lain sama dengan bando…ya, bando…ya ampuun!! Nggak usah deh sobat bertanya, kenapa sih remaja kita sekarang jadi kayak gini? Atau apa yang bikin mereka susah untuk berbuat yang baik? Nggak perlu pusing sampe keliling- keliling, karena meski kamu keliling 117 kali putaran, jawabannya nggak bakal kamu dapatkan, malah jadinya tambah pusing, tul nggak?
Semua jawabnya ada di dalam Al Qur'an dan Al Hadits yang seharusnya jadi pedoman setiap muslim, sehingga mereka nggak usah bingung kesana-kemari buat nyari makna dan hakikat kehidupan. Memang nggak mudah mengarungi kehidupan. Dunia memang alam untuk melakukan perjuangan, nggak segampang yang diinginkan tapi nggak sesusah yang dibayangkan. Yap, itulah dunia, siapapun yang ngaku mau hidup, kudu menjalaninya.
Trus, gimana cara kita untuk bisa sukses dalam hidup? Atau gimana caranya biar kita nggak kejerumus ke hal-hal yang bisa menyengsarakan hidup kita? Sekali lagi, tolong deh, buka Al Qur'an dan pelajari dengan sungguh-sungguh, pasti kamu bakal menemukan jawabannya. Sheikh Taqiyyuddin An Nabhani dalam kitab Sur'atul Badihah menjelaskan bahwa bahwa ada dua kunci utama agar seseorang bisa berhasil dalam mengarungi kehidupan, sehingga bisa selamat dunia akhirat. Dua hal itu adalah:
(1) Kecepatan dalam memberi jawaban atas sesuatu, dan kecepatan memberikan suatu tindakan.
Artinya, kita kudu merespon dengan cepat segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita dan musti bisa menjawabnya dengan cara yang benar. Ibarat seperti seorang kiper yang sedang menjaga gawangnya, apabila dia nggak punya respon yang cepat, gawangnya bakal kebobolan dan yang rugi bukan hanya dia, tetapi satu tim. Begitu pula dalam menjalani hidup, semua yang ada di sekeliling kita, harus mampu kita hadapi, segala tantangan harus bisa kita pecahkan dan semua hambatan harus mampu kita lalui. Misal seperti perang Iraq dan Amerika, sobat kudu ngerti sebenarnya apa sih maunya Amerika yang membantai saudara kita sesama muslim di negeri seribu satu malam itu, dan kenapa negeri-negeri muslim yang lain seperti Indonesia ini nggak mau membantu Iraq. Nah, sobat bisa jawab nggak?? Kalo belum bisa jawab berarti sobat belum mampu memiliki kriteria seperti nomor satu itu. Hasilnya gimana, ya… kita hanya bisa ngikut terus kayak bebek. Jepang udah bisa bikin handphone, kita cuman mampu mbuat klephone (baca: klepon).
(2) Adanya peluang emas yang didapatkan oleh seseorang di medan kehidupan, merupakan faktor yang bisa membuat seseorang mampu bergerak lebih cepat.
Artinya, kita nggak boleh menyiakan sebuah peluang. Karena peluang itu hanya akan datang sekali, dan nggak mungkin akan terulang lagi. Waktu…hanya kita lewati satu kali saja, nggak akan dalam satu hari ada jam 7 dua kali. Wah… enak dong bisa makan malam dua kali. Begitu pula dengan hidup, yang hanya kita lalui satu kali. Masa muda yang juga terlewati satu kali. Semuanya yang ada di bumi Allah ini adalah suatu pelajaran yang amat berharga, supaya kita nggak membuang-buang waktu. Apa yang bisa kita lakukan sekarang, asalkan demi Islam dan kebajikan, maka lakukanlah!!
Gimana sobat, sekarang kamu ngerti khan apa yang kita maksudkan. Kita nggak mungkir koq, kalo sobat nggak mao menerima. Atau sobat nggak seberapa setuju dengan omongan kita, terutama kamu-kamu yang ngerasa seorang playboy, pasti kamu bakalan ketawa kecut.
To Mi Se (tolong mikir sedikit)!!!
Ada sih diantara temen kita yang meski udah coba kita ingatkan tapi tetep aja bandel. Malah, nggak jarang mereka lalu ngejek kita, sok alim, sok suci, bau surga dan lain sebagainya. Tapi nggak usah kuatir koq, ejekannya nggak ada yang jelek, alim kan nggak apa- apa. Lho, lalu temen kita tadi harus kita apakan? Dibiarkan kasihan, dibenci, nggak ada teman, trus gimana dong?
Tenang sobat, sebelum kita jawab, kamu kudu faham kalo apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan pasti dia akan berpikir dulu, tindakannya itu bener atau salah. Kalo dia ngertinya bener, maka dia nggak akan ragu untuk melakukannya, tapi kalo dia faham perbuatannya salah, dia akan menyesal dan nggak akan melakukan perbuatan itu. Nah, teman-teman kita yang melakukan hal itu di atas (play boy tadi), mereka memahami perbuatan yang dilakukan itu sah-sah saja, malah ada yang bilang dapat pahala. Ini terjadi karena mereka jarang berpikir sebelum bertindak, atau mereka memang berpikir, tapi cara dan standar berpikirnya salah.
Dalam buku yang sama Sheikh Taqiyyuddin an Nabhani menjelaskan, bahwa cara berpikir manusia dibagi menjadi tiga:
1. Tafkir al 'Adiy (berpikir biasa)
Ini yang secara umum dipake' oleh kawan-kawan kalian. Contoh berpikir seperti ini adalah memandang suatu benda dan lalu menyebutkan namanya saja. Misal memandang ruang kelas lalu melihat ada meja, kursi, papan tulis dan sebagainya. Jadi cara berpikir seperti inihanya melihat fakta yang ada, lalu meniru fakta itu.
2. Tafkir al a'miq (berpikir mendalam)
Cara seperti ini lebih dalam, missal memandang ruang kelas, selain menyebut barang-barang yang ada di dalamnya juga menyebutkan fungsinya. Misal papan tulis untuk menulis di depan kelas dan sebagainya.
3. Tafkir al mustanir (berpikir jernih)
Cara seperti ini, selain menyebut barang-barang dalam kelas, juga menyebutkan fungsi dan proses apa yang terjadi dalam kelas itu, benar atau tidak di dalam Islam yang disandarkan pada suatu hal yang telah terbukti kebenarannya (Al Qur'an dan Al Hadits). Selain itu cara berpikir semacam ini selalu mengkaitkan kehidupan di dunia ini dengan kehidupan akhirat (hari penghisaban).
Masalahnya sekarang, saudara-saudara kita tadi yang hanya mengandalkan tafkir al 'adiy, jadi mereka hanya melihat benda, cewek cakep atau cowok keren lalu lalu hanya mikir kalo dibiarkan sia-sia, tapi kalo digoda pingin aja. Hasilnya saling menggoda, "Digoda….!!"
Sobat, apabila kamu ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka kamu harus memiliki pola pikir yang jernih tadi. Pemikiran semacam itu nggak akan muncul begitu saja, seperti teori Darwin yang sesat itu. Tapi cara berpikir semacam itu akan dapat kita rancang dan kita bina, selama seseorang tersebut terus lurus dan tegas di dalam ajaran Islamnya.
Keislaman itulah yang bisa jadi bekal kita untuk mengarungi gelombang yang ada di masyarakat, dan ketaqwaan merupakan senjata utama kita untuk memilih hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah. Selama itu bisa kita jaga, maka kebahagiaan yang hakiki akan dapat kita raih. Ya, benar kebahagiaan di dunia dengan menerapkan aturan Allah dan kebahagiaan di akhirat dengan mendapatkan surga Allah Swt.
Walhasil, dimanakah kita harus menjatuhkan pilihan tentang way of life kita, kalo nggak ke Islam. Lho koq??? Pertama, sobat adalah seorang muslim udah seharusnya landasan hidup yang dipake adalah Islam. Ini bukan pemaksaan atau doktrin, tapi konsekuensi dari Syahadat kita. Kedua, secara fitrah, Islam beserta aturannya yang dibuat oleh Allah (Al-Khalik) tidak dan tidak akan pernah menyengsarakan, menyesatkan, menindas manusia sebagai obyek yang dikenai taklif hukum. Ketiga, Fakta membuktikan aturan selain Islam telah lekang oleh jaman, layu dimakan waktu, lapuk dimakan usia seperti aturan yang sekarang diterapkan di negeri-negeri kaum muslimin termasuk di negerinya para Play Boy ini.
Suer, sebuah kesalahan besar, kalo sobat muslim pada bangga disebut Play Boy atau ada yang menyusul pengin jadi Play Boy. Bukan apa-apa, bukan pula Imud lagi sirik ama sobat, tapi gaya hidup Play Boy hanya mungkin dimiliki oleh mereka yang mempunyai Aqidah selain Islam. Nah, muslim-kah kamu atau apa???
1 comment:
subhanallah ada juga yg peduli sama playboy
Post a Comment