Search This Blog

08 August, 2018

Ketika Nilai Shalat Kita Kurang


Sebuah kisah tentang salah satu peristiwa di hari kiamat ketika seseorang dihisab oleh Allah, ketika seseorang dihisab tentang amalnya, ternyata orang tersebut memiliki kekurangan amal. Kemudian Allah memerintahkannya untuk mencari tambahan amal kemanapun dia bisa. Kemudian dia berjalan mencari orang-orang yang dia kenal. Diantara kerumunan milliaran manusia yang pernah hidup dari jaman Nabi Adam hingga manusia yang hidup terakhir yang menyaksikan kiamat terjadi. Setelah sekian lama mencari, dia menemukan keluarganya yang dulu tempat dia meminta tolong. Disampaikannya bahwa ia meminta sedikit tambahan amal agar dia selamat. Tapi semuanya menolak. Karena mereka sendiri juga dalam perasaan takut kalau amalnya kurang nantinya.
Ya, tak ada lagi yang saling menolong. Setiap orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Suami tak lagi mempedulikan istrinya. Ayah dan ibu tak lagi peduli pada anaknya. Semua sibuk, tak ada lagi tolong-menolong di kala itu.
Kemudian saya berfikir dan merenung, apa yang bisa membuat kita tak kekurangan amal? Setelah sekian lama merenung, saya teringat sebuah hadits :
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya maka Allah ta’ala berfirman, “lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i)
Ya, PR kita yang pertama adalah urusan shalat. Disini perhatian saya terpusat dan kembali teringat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mubaarak, abu Daud dan Nasa’i
“Sesungguhnya seorang hamba melaksanakan shalat, tidaklah ditulis baginya kecuali sepersepulunya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya.”
Ya, pasti kurang. Lalu bagaimana cara menyempurnyakan amalan shalat kita? Alhamdulillah saya dapat beberapa cara yang diambil dari beberapa hadits.
1.    Shalat sesuai cara Nabi
Kita tahu bahwa manusia paling sempurna ibadahnya adalah Rasulullah. Baik shalat, maupun ibadah yang lainnya tak disangsikan lagi kesempurnaannya. Dan Rasulullah telah memerintahkan kepada kita agar kita melaksanakan shalat sebagaimana shalatnya Nabi sebagaimana sabda beliau,
“shalatlah kalian, sebagaimana kalian telah melihat ku shalat.” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Ya, itulah yang pertama kali harus kita lakukan agar amal shalat kita sempurna. Walaupun kita tidak dituliskan sempurna pahala shalatnya, minimal kita mendapat hampir sempurna jika mengikuti apa yang dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lalu bagaimana kita dapat mencontoh cara Nabi shalat ? banyak sekali hadits yang meriwayatkan bagaimana cara Nabi shalat, dari alam, hingga salam. Asal kita mau belajar dan mengamalkannya, insyaallah bisa kita lakukan. Tak perlu ditambah-tambah, dan tak boleh dikurang-kurang. Karena apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah adalah cara yang paling sempurna untuk beribadah kepada Allah ta’ala.

2.    Perbanyak shalat sunnah
Dalam hadits sebelumnya yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Nasai dari Abu Hurairah ra telah disampaikan
Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya maka Allah ta’ala berfirman, “lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i)
Ya, kita sempurnakan shalat wajib dengan shalat sunnah. Disini shalat sunnah hanya penyempurna shalat wajib. Bukan amal utama. Yang utama tetap shalat wajibnya.
Banyak sekali shalat sunnah yang bisa kita lakukan untuk menyempurnakan shalat wajib. Ada shalat sunnah qobliyah dan ba’diyyah, yang benar-benar mendampingi shalat wajib kita. Yang benar-benar bampak sekali berguna sebagai penyempurna shalat wajib. Shalat dhuha dengan keutamaan tersendiri, maupun shalat tahajud dengan keutamaannya.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana shalat sunnah bisa menyempurnakan shalat wajib jika shalat wajibnya sendiri tidak dikerjakan? Tentu saja tidak mungkin. Oleh karena itu, mari kita benar-benar mendirikan shalat wajib dan shalat sunnah sebagai penyempurnanya.
Bahkan dari hadits tersebut disampaikan bahwa “Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” Bisa kita ketahui bahwa setiap amal wajib, ada pendamping amalan sunnahnya. Misal puasa ramadhan, ada banyak puasa sunnah lainnya. Zakat, ada sedekah dan infaknya. Haji ada umroh sebagai sunnahnya.
Oleh karena itu, mari kita senantiasa melaksanakan yang wajib sebaik mungkin dan melaksanakan yang sunnah sebagai penyempurnanya.

3.    Ajak orang lain melaksanakan shalat
Salah satu cara untuk mendapat pahala amal dengan cepat adalah dengan berdakwah mengajak orang lain mengerjakan shalat. Ingatkah kita akan hadits “barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)
Dengan mengajak, dan jika yang kita ajak mau melaksanakannya maka kita bisa mendapat pahala shalat dari orang yang kita ajak. Sementara kita sendiri mendapat pahala dari ibadah yang kita lakukan. Coba kalau kita berhasil mengajak banyak orang dan orang yang kita ajak bersedia melaksanakan shalat. Berapa banyak pahala shalat yang kita dapatkan?
Tapi bagaimana jika kita mengajak orang melaksanakan shalat tapi kita sendiri tidak melaksanakannya ?
Untuk orang yang demikian, Allah yang langsung menyampaikannya di dalam al Qur’an
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al Baqarah : 44)
Dalam ayat lain, Allah berfirman
“Hai orang-orang yang beriman! mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu perbuat ? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash Shaff : 2-3)
Ayat di atas menunjukkan betapa dibencinya orang yang mengajak kebaikan, namun dirinya sendiri tidak mengerjakannya. Bahkan hal itu sangatlah di benci oleh Allah. Kalau kita sudah dibenci Alah, lalu apa yang bisa kita lakukan ?
Semoga kita tidaklah termasuk orang yang demikian. Aamiiin ya Rabbal’alamin

4.    Ajarkan orang lain melakukan shalat
Ketika kita berilmu walaupun sedikit, maka ajarkanlah ilmu kita kepada orang lain. Kenapa demikian ? ingatkah kita akan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
“Sesungguhnya jika anak adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Shalat merupakan salah satu ilmu yang bermanfaat. Kita bisa melihat betapa banyak orang yang mengerjakan shalat tapi dia tak tahu bagaimana rukun dan bacaan shalat. Oleh karena itu, bagi kita yang diberi nikmat oleh Allah berupa pengetahuan tentang bagaimana shalat dan bacaannya, hendaknya mengajarkannya kepada orang lain yang belum mengetahuinya. Karena shalat merupakan sebuah amalan yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim seumur hidupnya dan bagaimanapun keadaannya. Jadi ketika seseorang mengerjakan apa yang kita ajarkan, maka kita juga akan mendapatkan pahala yang serupa selama ilmu yang kita ajarkan diamalkan oleh siapapun.
Sungguh beruntung orang tua yang mengajarkan anaknya untuk shalat. Sungguh beruntung para ustadz-ustadzah serta para guru yang mengajarkan santri-santrinya dan murid-muridnya bagaimana seharusnya mengerjakan shalat. Karena pahala shalat terus mengalir kepadanya sementara dia juga mengerjakan hal yang serupa.
Semoga pemaparan singkat ini mampu memberi kebaikan, hidayah dan menjadi amal shaleh bagi kita semua.
سبحانك اللهم وبحمدك اشهدانل لاأله الاانت أستغفرك وأتوب أليك
Maha suci Engkau ya Allah dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-MU.


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-1150394414051160"
     crossorigin="anonymous"></script>

No comments: